Rabu, 17 Maret 2010

Global warming mengancam punah nya kehidupan di bumi



Global warming tidak hanya menyebabkan perubahan iklim, tetapi juga mengganggu interaksi seksual di kehidupan liar. Salah satu dampak yang mengkhawatirkan adalah terganggunya perkembangbiakan makhluk hidup karena kenaikan suhu cenderung melahirkan banyak pejantan daripada betina.
Pada kebanyakan hewan melata (reptil), jenis kelamin ditentukan seberapa suhu pengeraman telur setelah dibuahi hingga menetas. Jika suhunya di atas suhu rata-rata, biasa disebut pivotal temperature, hampir pasti akan tumbuh menjadi pejantan. Hal tersebut akan menimbulkan masalah jika tingkat kenaikan suhu melaju lebih cepat daripada kemampuan alam melakukan adaptasi. Jumlah betina akan jauh lebih kecil daripada pejantan.
Ancaman yang sama juga dihadapi kelompok ikan. Penelitian terbaru yang dilakukan Natalia Ospina-Alvarez dan Fransesc Piferrer dari Marine Science Institute di Barcelona, Spanyol, menemukan bahwa 6 genus ikan—dari 20 yang terindikasi—nyata-nyata memiliki jenis kelamin yang ditentukan suhu pengeraman atau biasa disebut TSD (temperature-dependent sex determination). Antara lain, genus Menidia dan Apistogramma.
Hasil penghitungan mereka menunjukkan bahwa kenaikan suhu air sebesar 4 derajat Celcius, yang diprediksi akan terjadi sepanjang abad ini akan menghasilkan rasio pejantan dan betina sebesar 3 berbanding 1. Rasio tersebut sangat berisiko untuk menjamin kelangsungan hidup ikan.
Pada manusia, kenaikan suhu global mungkin tak berpengaruh pada rasio jenis kelamin. Namun, dampaknya tetap mengancam kelangsungan hidupnya di muka Bumi

Ponsel dari botol bekas


Jangan buang bekas botol air mineral yang Anda minum karena barangkali kelak itu akan menjadi handphone yang Anda pakai. Motorola Inc, perusahaan teknologi informasi dari Amerika Serikat kemarin mengumumkan bahwa mereka telah membuat telepon seluler dengan bahan dasar botol-botol bekas.

Motorola mengklaim ponsel yang dilepas dengan kode seri W233 Renew ini adalah perangkat komunikasi pertama di dunia yang bebas unsur karbon. Casing telepon terbuat dari plastik daur ulang, ada pun pengolahan plastik dilakukan dengan meminimalisasi pembakaran karbon saat peleburannya. Tidak hanya itu, seluruh proses pembuatan dan distribusi juga dilakukan dengan menekan penggunaan energi sampai 20 persen dari proses biasa.

Dari sudut teknologi, ponsel ini sebetulnya tidak terlalu istimewa. Perlengkapan yang disediakan seperti laiknya ponsel yang sudah banyak beredar. Ada koneksi Wi-Fi, touchscreen, kemampuan video conferencing, dan jaringan GSM yang disempurnakan. Namun bagi mereka yang benar-benar prihatin pada lingkungan global, ponsel ini memberi alternatif baru. Harganya? Belum diumumkan, karena produk ini baru akan dipasarkan bulan depan. Saat ini, W233 masih dipamerkan di Consumer Electronic Shows yang akan dibuka pekan depan di Las Vegas.

Es Kutub Mencair sudah mencapai lebih dari 2 triliun ton


LEBIH dari dua triliun ton es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair sejak tahun 2003. Hasil pengukuran menggunakan data pengamatan satelit GRACE milik NASA itu menunjukkan bukti terbaru dampak dari pemanasan global.
"Antara Greenland, Antartika, dan Alaska, pencairan lapisan es telah meningkatkan air laut setinggi seperlima inci dalam lima tahun terakhir," kata Scott Luthcke, geofisikawan NASA.
Dari pengukuran tersebut, lebih dari setengahnya adalah es yang sebelumnya ada di Greenland. Selama lima tahun, es yang mencair dari Greenland tersebut mengalir ke Teluk Chesapeake dan mengalir ke laut lepas. Bahkan menurut Luthcke, pencairan es di Greenland akan berlangsung semakin cepat.
Mencairnya es di daratan sebenarnya tak berpengaruh langsung terhadap kenaikan muka air laut di seluruh dunia seperti mencairnya lautan beku. Pada tahun 1990-an, pencairan es di Greenland tidak menyebabkan peningkatan air laut yang berarti.
"Namun, saat ini Greenland turut meningkatkan setengah milimeter tingkat air laut per tahun," kata ilmuwan es NASA Jay Zwally. “Pencairan terus memburuk. Ini menunjukkan tanda yang kuat dari pencairan dan amplifikasi. Tidak ada perbaikan yang terjadi,” lanjut Zwally.

Pangeran Albert Kampanye Global Warming



PUNTA ARENAS, SENIN — Pangeran Albert II meninggalkan Monaco, Senin (5/1), memulai ekspedisi ke Antartika di Kutub Selatan untuk menggugah kepedulian publik terhadap pemanasan global (global warming). Perjalanan tersebut akan melengkapi pengalamannya yang lebih dulu mengunjungi Kutub Utara pada 2006.
Ia akan menghabiskan waktu hingga 22 Januari dan berkunjung ke 26 base camp internasional yang ada di benua beku tersebut. Tempat kunjungan pertama yang dituju adalah King George Island yang merupakan stasiun penelitian bersama sejumlah negara. Dari sana, kapal akan singgah di Patriot Hill yang menjadi base camp peneliti AS dan Amundsmen-Scott yang merupakan pusat penelitian Perancis dan Italia.
Selanjutnya, misi dilanjutkan ke Stasiun Vostok dan Novolazarevskaya yang menjadi pusat perhatian Russia. Dari sana, lanjut ke Stasiun Davis Australia, Stasiun Princess Elisabeth yang menjadi basis peneliti Belgia serta stasiun para peneliti Norwegia.
"Ini merupakan salah satu kawasan paling sensitif di dunia. Segala sesuatu yang terjadi di Kutub Selatan seperti di Kutub Utara berpenagruh terhadap semua daearah di planet ini," ujarnya. Menurutnya, misi ekspedisi tersebut sekaligus menegaskan dukungan Monaco terhadap Traktat Antaryiksa yang bertujuan mencegah eksploitasi komersial maupun militer untuk kepentingan sempit masing-masing negara.

Pangeran Albert II yang merupakan anak laki-laki Puteri Rainier selama ini dikenal sebagai tokoh yang peduli lingkungan. Suami artis cantik Hollywood Grace kelly itu telah alma aktif dalam kegiatan lingkungan bahkan mendirikan yayasan lingkungan pada tahun 2006.
Salah satunya menjadi salah satu penawar tertinggi untuk menamai spesies baru ikan-ikan yang ditemukan di Raja Ampat, Papua Barat melalui Blue Ocean Auction dua tahun lalu. Dana yang diberikan digunakan untuk mendanai konservasi lingkungan di daratan dan perairan dekat kawasan Kepala Burung Papua itu.

Green Festival 2009!

Happy Greenfest 2009!
Green Festival 2009 kemarin diadakan tanggal 5 dan 6 Desember, di Parkir Timur Senayan. Awalnya saya tau dari teman dan liat di iklan, dan langsung tertarik. Saya pun mengajak Lala, dan dia juga mau, tapi masih ragu-ragu karena harus berhadapan dengan sebuah deadline tugas. Maka akhirnya, saya pergi sendiri tanpa ditemani seorang Lala.
Kesimpulan dari tampilan yang ada dari Green Festival tahun ini, kurang memuaskan dibanding Green Festival tahun lalu, tanggal 19 April 2008. Mulai dari atribut yang ada, sampai pendingin ruangan. Kalau di tahun ini pendingin ruangan yang dipakai lebih sedikit, mungkin karena pada tahun lalu ada pertanyaan dari pengunjung yang mengeluhkan karenapemakaian pendingin ruangan yang berlebihan.
Secara keseluruhan, semuanya sama diikuti dengan tujuan. Tidak sedikit anak-anak usia dini yang datang, dimana mereka diajari langsung oleh orang tua mereka mengenai dampak dari Global Warmingyang sedang terjadi. Di mulai hal kecil seperti membuang sampah sembarangan. Juga ibu-ibu yang datang untuk mempelajari memanfaatkan industri rumah yang bisa di daur ulang kembali.
Di Green Festical 2009 ini juga diadakan bagi-bagi pohon gratis untuk setiap pengunjung. Sayangnya saya datang sore hari dan pastinya tidak kebagian :(
Acara ini sangat bermanfaat terntunya, dan pastinya diadakan setiap tahun. Mudah-mudahan acara ini memberika dampak besar kepada kita, manusia.

Serangan Peretas Bungkam Twitter, Bikin Lambat Facebook

San Francisco – Twitter dan Facebook menyatakan mereka mengalami gangguan layanan akibat serangan para peretas Kamis, sehingga meningkatkan spekulasi mengenai aksi terkoordinasi terhadap jejaring sosial online yang paling terkenal di dunia itu.
Twitter, layanan “lahan (blog)” mikro kenamaan, tak dapat beroperasi akibat serangan berbahaya yang menghalangi orang memasuki jaringannya selama beberapa jam pada Kamis.
Anggota Facebook menghadapi penundaan “logging” dan pengiriman profil online mereka, yang dikatakan laman jejaring sosial tersebut berhubungan dengan “penolakan pengiriman jelas terhadap serangan layanannya”.
Facebook bekerja sama dengan Twitter dan perusahaan pencari Internet, Google Inc (GOOG.O), guna melakukan penyelidikan lebih jauh, kata seseorang yang akrab dengan Facebook tapi tak memiliki wewenang berbicara dengan pers.
Spekulasi beredar di Internet bahwa laman lain jejaring sosial juga telah menghadapi serangan, setelah laman yang relatif kurang dikenal, LiveJournal, menyatakan jaringan tersebut juga telah menjadi sasaran peretas, Kamis. Namun semua desas-desus itu tak dapat dikonfirmasi.
Peristiwa tersebut terjadi menyusul satu gelombang serangan serupa di dunia maya pada Juli sehingga mengganggu akses ke beberapa jaringan terkenal AS dan Korea Selatan, termasuk laman Gedung Putih.
Dinas mata-mata Korea Selatan saat itu menyatakan Korea Utara “mungkin telah berada di belakangan semua serangan tersebut”.
Pendiri bersama Twitter, Biz Stone, mengatakan di lahan Twitter bahwa laman itu menjadi korban serangan penolakan-layanan, suatu teknik saat peretas menguasai “server” suatu jaringan dengan menyampaikan permintaan komunikasi.
“Kami mempertahankan diri melawan serangan ini sekarang dan akan terus memodernkan status blog kami sementara kami terus mempertahankan diri dan belakangan melakukan penyelidikan,” tulis Stone.
Satu laman terpisah Jejaring Twitter, Kamis petang, menyatakan laman tersebut menggunakan pendukung, tapi Twitter terus memulihkan diri dari serangan itu.
Google mengatakan dalam pernyataan yang dikirim melalui surat elektronik bahwa jejaring tersebut mengadakan kontak dengan beberapa laman yang bukan Google yang juga terkena dampak serangan Kamis guna membantu penyelidikan.
“System Google mencegah dampak mendasar pada layanan kami,” demikian isi pernyataan tersebut.(*)